Hidayah di Ujung Sya’ban
- By Ahmad Zaini
- 03 April 2022
Tubuh Minah tergolek lemas. Dia tak punya tenaga. Rupanya usia telah menggerogoti kekuatan yang sudah hampir 80 tahun digunakan. Dulunya Minah merupak...
Purnamané sedek kembang dugas Ayu Mirah nuturang mara pesan teka uli bulan. Ia nuturang ditu ada Tirta Bulan ané ening buina tusing ta&e...
Cerpen Juan Rulfo Setelah berjalan selama berjam-jam tanpa menemui bahkan bayangan sebuah pohon pun, bahkan tidak biji sebuah pohon pun, bahka...
Nasi campur di piringnya telah tandas. Seperti biasa, Parjo memantik sebatang rokok. Dengan penuh penghayatan, ia lantas mengisapnya dalam-dalam, kemu...
~Terjemahan Ketut Sugiartha~ Pada abad kelima, sama seperti sekarang, matahari terbit setiap pagi dan setiap malam mengundurkan diri untuk ist...
Beberapa orang telah menyusup di keheningan malam. Mereka bersembunyi di balik tumpukan jerami. Terdengar suara senapan yang mengacaukan keheningan. D...
Malam ini, rembulan sepertinya kurang bersahabat denganku. Ia malu-malu menampakkan...
KONTESTASI politik tahun ini menggiring diriku untuk ikut berpartisipasi. Aku dicalonkan oleh partai politik yang sudah sering berkuasa. Aku tertarik ...
Di hamparan bebatuan pantai Ujung. Tersapu sorot mata sayu yang memandang jauh hendak membelah tepian lautan. Di ujung timur pulau Bali, di sebelah Pu...
Remaja itu menatap mata hatinya. Ada suara lirih terdengar. “Ibu kenapa harus membagi cinta? Tidak cukupkah cinta ibu pada ayah saja? Kenapa mes...
“Tikus memang rakus. Akalnya bulus. Hahahahahahaha! Jago mengerat beragam modus. Ge...
“Ibu, mendekatlah dalam hatiku akan kedendangkan sebuah lagu cinta untukmu. Ibu, tersenyumlah sepanjang waktu. Aku rindu padamu. Lihatlah aku be...
Hari ini Arjuna sibuk sebagai juru foto acara pernikahan teman karibnya, Arimbi. Te...
Pukul dua belas malam saat semua anak masih di dalam pelukan ibunya, Fian sudah dibangunkan ayahnya. Ia harus bangun lebih awal kar...
“Itu lihat! Di dasar telaga. Wajah Rani ada di sana. Cepat tuliskan! Sambut dia dalam larik-larik puisimu.” “ Kok, di dasar telag...
Gatot duduk di pasir Pantai Amed yang halus. Matanya menatap deburan ombak yang mengalun pelan, menimbulkan irama yang mestinya men...
Sebuah spanduk terpajang dengan gagahnya di kotaku. Talinya dibentangkan. Di samping kanan-kirinya diisi gambar bunga jepun. Ucapannya itu yang menggu...
Korona berbisik halus, “Sebaiknya kau kembali ke rumah cintamu. Lihatlah keluargamu! Sinar cintanya semakin redup. Tiap malam...
“Maaf Pak Ketut, hari ini saya batal buka kios karena istri saya masih sakit. Bila Pak Ketut berkenan dibawa saja jam tangannya ke tukang arloji...
Lelaki itu masih saja bengong. Raut wajahnya terlihat masam. Betapa tidak, peliharaan kesayangannya tiba-tiba saja ditemukan tak bernyawa. Ya, e...