Puisi-puisi Ni Kade Yuliani
- By Ni Kade Yuliani, S.Pd
- 09 Januari 2020
MATA HATI
Aku dari tulang dan ruhku
merayap dalam kabutawan
tak terhingga
mata berpaling dengan ruh pelarian
tebing memakuku dalam batas tak bertuan
di hati tersapu, menggulung lenyap wangi
lagu kuparau, diurai mimpi
Adakah mimpi ini tersisa
tasbih ini
musik kalbu
mengikis cadas
walau takkan kembali halus
tepi meruncing, dipukul pun semakin runcing
menyamak kulit dalam kerut menua
Aku dan ruhku
menari dalam kabut gelap hingga lepas
perlahan, nampak jiwa goyah terhempas
jari meremas manis, menakar darah jadi dua cawan
haruskah ruh menegak darah ini
Aku dengan tulangku
meniti rangkai tak bertepi
hingga rongga menganga
tertatih
menipis
menyulam noda yang hampir hilang
saat lambaian angin
menyingkap tanah kering berdebu
mengabur senyum manis
ruh takkan pergi tanpa tulang
KAPAN DATANG
Cintamu tak kutemukan lagi
bunga yang kaukirim
patah dari batangnya
tak ada sapa, kapan datang
jiwa remuk dalam keterpaksaan
Cinta sudah usai
tinggalkan air mata
sisakan musim di kamar sunyi
dalam hening, aku terbangun
namun diluar aku jadi air
seperti airmata jatuh di tanganmu
tersapu angin
diantara daun dan pepohonan
Disini kutitip cintaku
aku tak bertanya lagi
kapan datang
KERTAS USANG
Kertas usang
yang dirindukan waktu
tak terucap seribu duri
huruf-huruf kabur
Zamanmu ditelan waktu
mengajakku memeluk bintang
meski kini terhempas huruf-huruf jadi digital
tak lagi dipuja
terpasung dalam kenangan
Tak ada yang kupajang
pada rak-rak buku
yang hilang di lorong gersang
hampa
Namun,
bangku-bangku sekolah
di pinggiran desa
masih merindukanmu
anak-anak berlari
tak beralas kaki
memeluk langit pada kertas usangmu
Kertas usang menyulam
mimpi anak-anak desa
mencatatmu
takkan jadi batu nisan
Komentar