Sebelas Puisi Gimien Artekjursi
- By Gimien Artekjursi
- 29 Desember 2024
TAK ADA TAHUN YANG BARU
sungguhkah tahun ini berganti baru?
selain matahari yang tiap terbit di ufuk timur
dan terbenam di cakrawala barat
tak kulihat tanda sekedar rambu pembeda
kulintasi
hamparan rumput, ranting dan guguran daun
semua yang ada kini
adalah yang kemarin
yang selama ini menjejali musim-musim hidupku
setiap hari kakiku masih basah oleh embun yang sama
yang sangat kuhafal sejuknya
dan di angkasa burung-burung mengepak
dengan sayap yang itu-itu juga
dengan kicau yang sama menerobos ranting-ranting daun
lalu dimanakah tahun yang konon baru itu
selain angka-angka di dinding
yang harus kita tandai dengan warna berlainan?
angin terus saja bertiup seperti biasanya
dan wajahku dihembus sejuknya
seperti ketika kakiku baru belajar menapak
sekali waktu ketika kubuka jendela
kulihat bunga-bunga bergantian berkembang atau berguguran
seperti musim hujan dan kemarau
yang juga hadir silih berganti
mewarnai pekarangan rumah dan jalan-jalan yang kulalui
jika musim panas dan hujan masih saling bergantian datang
debu-debu kemarau menghilang terhapus tetes hujan
dari pandanganku matahari bergeser terbit dan terbenamnya
ke utara dan selatan
tapi tahun-tahun yang menggelinding
bagai dalam gumpalan
waktu demi waktu
serasa tak berbeda sedari dulu
jadi apa yang baru?
yang berganti dan berbeda?
tak pernah kulihat pergantian itu
tapi selalu sekali waktu di jalanan
orang-orang bersorak
menyalakan bunga api
tertawa-tawa
seolah-olah bersungguh-sungguh
meninggalkan suatu yang lama
dan seolah-olah telah menemukan yang baru
yang sama-sama tak pernah bisa mereka cecap dan raba
sayangnya aku tak bisa berpura-pura seperti mereka
karena hari ini, seperti kemarin
aku masih melewati pematang yang sama
yang tak pernah dibajak para petani
(agar bisa digunakan melintas dari petak ke petak)
tak peduli dengan tahun
akan berganti dengan yang baru
atau masih berkubang di tempat yang lama
aku tak peduli
meski aku tahu waktu senantiasa berjalan
dengan melihat tunas-tunas yang terus tumbuh
berbuah dan dituai
dan ketika bercermin
kulihat rambutku yang dulu sehitam jelaga
kini hampir rata memutih beruban
tapi aku tak peduli dengan tahun
akan berganti dengan yang baru
atau masih berkubang di tempat yang lama
aku tak peduli
karena kini yang kunanti
bukan pergantian tahun, cuaca atau musim
bukan
Kumendung, 31 Desember 2023
JALAN TOL
di jalan tol aku melaju
di sepanjang jalur
melintasi berbagai tanda:
petunjuk dan peringatan
“ini jalan terbaik ke sorga,” ujarmu
“yang tercepat sampai ke akhirat,” tambah yang lain
“dan tanpa hambatan”
(“awas tersasar ke neraka”: tulis peringatan)
kita harus bertransaksi
sebelum melewati gerbang:
tak menerima bayar tunai
apalagi recehan
tak menerima makhluk berkaki 2
apalagi jalan beringsut-ingsut
tertulis di papan peringatan:
jalan tol hanya bagi kaum berduit
yang tak butuh gratisan
di jalan tol
dilarang beristirahat
di sembarang tempat
walau kondisi badan sudah sekarat
(khusus tol jurusan akhirat
diurus para malaikat
tapi semua bisa lewat
tanpa ada syarat
terbuka terus sampai datang hari kiamat)
Sragen/Kaliwungu, November 2023 - Kumendung, Februari 2024
STASIUN
(SEBUAH AMSAL)
di stasiun itu menunggu
di bangku-bangku
menunggu sebuah perjalanan
diberangkatkan
ke berbagai tujuan
awal atau akhir
tidaklah pasti
suatu yang awal
bisa jadi akhir
bila tak lagi berlanjut
dan yang akhir
bisa jadi awal
ketika terus melaju
ketika akhirnya berhenti
itu yang pasti
di stasiun itu
semua berawal
lalu kembali singgah
atau sekedar lewat
bisa juga berakhir
(tergantung takdir)
Kumendung, 19 Juli 2024
NYANYIAN PARA PETUALANG
para petualang
tak punya tempat untuk pulang
malam atau siang
bagi petualang
tak beda selain nama
karena dimanapun kaki berada
tak satupun yang ia punya
semua yang ia ingin
berada di angin
cinta hanya percuma
rindu pun tak guna
karena semua tak pasti untuk siapa
tak ada yang menunggu
tak ada yang dituju
petualang memang bebas melenggang
kemanapun tak ada yang menghadang
tapi seberapa pun jauh berpetualang
semua akan pulang
jika burung bisa tidur di sarang
kerbau sapi berbaring di kandang
tapi di mana petualang bisa nyaman terlentang?
setelah lelah berlalu-lalang
ke sana ke mari malang melintang
di saat itu malam yang kau rindukan
yang berbeda dengan siang
di mana semua berbaring tenang
tanpa sedikitpun ada gangguan
sebuah tempat nyaman
yang akhirnya kau butuhkan
agar bisa berbaring tenang
memejamkan mata tanpa pikiran melayang-layang
Muncar, 7 Februari 2024
KETIKA AKU PULANG
-balada seorang perantau-
ini kereta terakhir?
entahlah
aku sudah di stasiun
kereta ini akan berangkat lagi
atau menunggu esok
mau melipat sinyal
atau menggulung rel
tak lagi bagianku
perjalananku dengan kereta ini
hanya sampai di stasiun ini
tapi pengeras suara itu
masih memanggil lagi
"selamat datang
anda tiba di stasiun…”
ah, sudahlah…
aku harus bergegas
tiket tak perlu lagi
pintu keluar di sebelah
apa yang mengundang hatiku
datang ke salah satu sudutmu?
rasanya percuma mencari masa lalu
sudah tak ada bekas tanda apapun
di atas tanahmu
apalagi gambar diri
sekedar guratan suara
atau kata yang tak terselesaikan
kini semua seperti masih terasa hangat
dan baru
dan di jalan-jalanmu yang kini riuh
tak ada yang kuingat
apapun itu
tak ada yang kukenal
meski rasanya pernah dulu aku datangi
aku lupa semua
juga tak ada yang mengingatku
meski satu
aku orang baru
tempat ini tak pernah kukunjungi
aku orang asing
dari tempat yang jauh
aku memang orang asing
dulu tak ada keriput di wajahku
tak ada uban di kepala
langkah pun masih tegap
dulu aku remaja tanggung
yang berkejaran dengan layang-layang
yang melintas di persawahan
yang tak kulihat lagi pematangnya
rumpun bambu, parit kecil, deret pohon dan semak
jalan setapak berumput
semua telah berubah
jadi deretan rumah, jalan-jalan lebar
kendaraan riuh lalu-lalang
tak ada lagi jalan tanah berdebu
semua telah berubah
tak sedikitpun masa lalu tersisa
dan di salah satu sudutmu
aku berdiri
bimbang
tak tahu harus apa
dan bagaimana
Kumendung, Desember 2023
SANGKAR
sangkar adalah belenggu
sekaligus penjara
apapun yang terperangkap dalam sangkar
akan kehilangan daya dan perkasanya
tajam cakar dan taring harimau dalam sangkar
hanya bisa mencengkeram dan merobek udara di sela jeruji
aumnya yang menembus luar jeruji sangkar
tak bisa menggores kulit setipis ari
elang kehilangan angkasa
karena kepaknya terjerat kuatnya jeruji sangkar
cakarnya hanya bisa mencengkeram tempatnya berpijak
pekiknya sama sekali tak menggetarkan bulu kuduk tikus-tikus di ladang
cengkeram sangkar lebih kuat dibanding cakar harimau dan elang
(jiwamu tak bisa berbuat apa-apa
bila terperangkap-terbelenggu dalam sangkar-sangkar.....)
Kumendung, 2023
PERAHU-PERAHU DI PELABUHAN MUNCAR
di pelabuhan muncar
perahu-perahu yang berlabuh itu
hanya menunggu waktu
berlayar
memburu ikan-ikan
demi mimpi yang tak pernah berhenti
mimpi para nelayan
di mana sauh atau mesin-mesin diesel?
semua siaga
juga bekal dan jala
para nelayan hanya menunggu waktu
seperti perahu
untuk berlayar
memburu mimpi yang tak pernah berhenti
sampai waktunya tiba
berbekal harapan
juga doa-doa
perahu pun meninggalkan pelabuhan
mengarungi luas lautan
memburu ikan-ikan bertebaran
di luas lautan
kadang memang hanya air
terperangkap jaring
karena laut tak pernah kering
tapi ikan-ikan entah migrasi entah sembunyi
hanya air berkecipak
terbelah laju perahu
dan mimpi terkatung-katung di permukaan
tak ingin tenggelam
tapi tak jera menentang musim
karena di laut ikan-ikan bertebaran
hidup dan berkembang
tanpa harus diberi hidangan
nelayan tak berhenti terus menebar jaring
sampai waktunya
sampai waktunya
kembali memacu laju perahu
berlabuh di pelabuhan
dan kembali menunggu
waktu berlayar
demi mimpi
demi mimpi
yang tak mau berhenti
Kumendung, 22 September 2023
PETIK LAUT
kularung sesaji
dari tepi ombak
sampai batas samudra
kutebar doa-doa
seluas 7 laut 7 samudra
untuk para penjaga
dan pemelihara kehidupan
di semesta samudra
dari dasar sampai permukaan
agar melimpah hasil tangkapan
sepanjang musim
memenuhi jaring dan palka
kularung sesaji
dari tepi ombak
sampai batas samudra
kutebar doa-doa
seluas 7 laut 7 samudra
untuk para penjaga
dan pemelihara musim
di seluruh semesta
dari pagi sampai kembali pagi
agar cuaca bersahabat
musim pun penuh berkat
kularung sesaji
dari tepi ombak
sampai batas samudra
kutebar doa-doa
seluas 7 laut 7 samudra
untuk sang pencipta segala
sebagai tanda suka cita
atas semua karunia
yang telah kami terima
dan permohonan
untuk esok lebih mulya
dan lancar segala yang ada
kularung sesaji
dari tepi ombak
sampai batas samudra
kutebar doa-doa
seluas 7 laut 7 samudra
untuk menghormat semua
kerabat dan saudara
yang pernah bersama
juga leluhur
dan semua yang telah tiada
yang di dasar samudra
atau terbaring di pusara
semoga damai di alam baqa
kularung sesaji
dari tepi ombak
sampai batas samudra
kutebar doa-doa
seluas 7 laut 7 samudra
untuk semua yang maya
juga yang nyata
yang telah tiada
yang ada
yang akan ada
untuk semua
sesaji dan doa
kupersembahkan
Kumendung, 10 Agustus 2023
MANTRA PENOLAK HUJAN
wahai, hujan
hujan yang datang bersama angin
pergilah dengan angin
hujan yang datang bersama awan
pergilah dengan awan
hujan yang datang bersama petir
pergilah dengan petir
hujan yang datang bersama guntur
pergilah dengan guntur
yang datang bersama guruh
pergilah dengan guruh
yang datang bersama kilat
pergilah dengan kilat
yang datang bersama jin
pergilah dengan jin
yang datang bersama peri
pergilah dengan peri
yang datang bersama apapun
pergilah dengan apapun
pergilah yang jauh dari tempatku berada kini
wahai, hujan
hujan yang datang karena dipanggil
pergilah kepada yang memanggil
hujan yang datang karena disuruh
pergilah kepada yang menyuruh
hujan yang datang karena dipaksa
pergilah kepada yang memaksa
pergilah kembali
pergilah kembali ke asalmu berangkat
wahai, hujan
asal mulamu dari langit
kembalilah ke langit
asal mulamu dari air
kembalilah ke air
asal mulamu dari lautan
kembalilah ke lautan
asal mulamu dari sungai
kembalilah ke sungai
asal mulamu dari danau
kembalilah ke danau
asal mulamu dari mata air
kembalilah ke mata air
asal mulamu dari udara
kembali ke udara
kembalilah ke asalmu bermula
wahai, hujan
janganlah turun disini
jangan turun di sini
turunlah di tempat yang jauh dari tempat ini
turunlah di tempat yang membutuhkanmu
turunlah di tempat yang menginginkanmu
turunlah ditempat yang merindukanmu
turunlah ditempat yang memujamu
yang mengharapkanmu
yang mengagungkanmu
yang mendambakanmu
yang menyanjungmu
turunlah di tempat yang menunggu kehadiranmu
turunlah di sana
turunlah di sana
turunlah di tempatmu bermula
jangan di tempatku berada kini
jangan ada hujan di tempatku berada kini
tak ada hujan
cuhhh!
Kumendung, 10 Juli 2023
AKHIRNYA KEMENANGAN ITU DIRAIH
akhirnya kemenangan itu diraih
apa yang kau harap kemudian?
apakah semua lakon akan kau pentaskan?
semua cerita akan kau perankan?
seiring waktu?
pastinya akan selalu ada cerita yang tak terselesaikan
diterpa hujan yang datang pergi
sampai keriput, sampai berlumut
hanya jika dirimu mau terbuka
cermin di depan akan berkata:
“tak seluruh udara bisa kau hirup
meski sudah susah-payah bermandi keringat hingga kuyup”
Kumendung, Agustus-September 2024
TENTANG KEMERDEKAAN
kemerdekaan hanya berkibar di ujung bendera
puluhan musim jatuh bangun penuh mimpi
tak juga terhampar di bumi
Kumendung, 16 September 2024
Komentar