Puisi-Puisi Okki Siolemba
- By Okki Siolemba
- 04 Agustus 2023
Rahasiamu
Aku adalah buku yang tak pernah kau tulis
namun selalu engkau baca
Aku adalah ranting yang tak pernah kau bakar
namun kau sapu dengan hati-hati
Aku adalah raja yang tak pernah kau beri tahta
namun kau abadikan dalam sejarah
Aku adalah bunga yang kau anggap layu
namun kau tabur dalam dada
Betapa bahagia rahasiamu,
Kau nikmati sendiri.
Berkas Kasih
Tertutup pintu percakapan
Terpenjara dalam batas ruang
Terpisah jarak terjerat kesendirian
Membayangkan kehadiran
Keindahan tertangkap indera
Keindahan menyatu menjadi sebuah bayangan
Ke mana dia pergi bayangan ikut bersama
Bayangan menemani
Seintim lebah dan bunga
Berpijak pada kenangan
Satu sisi luput
Tersapih sejuta misteri
Bertahan pada poros
Kekal menuju keabadian
Berkas kasih menghilang
Tak redup terlihat samar
Pancaran aura yang merindukan
Masih setia menemani perjalanan.
Kopi Tua
Apalah daya kopi
Cairan hitam atau coklat
Diseduh di atas malam yang cemburu
Menonton orang-orang menyeruput mesra
Siapa bilang biasa?
Duduk di sini 2 jam tanpa belaian tangan
Gimana nggak ribet
Harus mikir jauh
Pulang sambil misuh di jalan.
Kekasih Sejati II
Cinta dalam genggaman
Bukanlah hasrat dalam khayalan
Rindu yang memadat menjadi mimpi
Hanyalah benang yang terlepas dari tali kejujuran
Yang selalu mengemis meminta kesanggupan hati
Kemana lagi perasaan ini kuterbangkan
Kupelihara rindu ini hanya untukmu
duhai separuh nyawaku
Walau ragamu masih menjadi misteri
Sukmamu akan bersemayam dalam singgasana
megah yang dinamakan kerajaan kasih sayang
Di situ kita merangkai perjuangan
Mengumandangkan kepastian
Menghentikan penantian
Untukmu, aku datang.
Kasunyatan Cinta
Dalam pertemuan ini izinkan aku melarangmu
untuk bercerita, mengucapkan kalimat
atau bahkan tersirat satu kata
Biarlah kesunyian memperindah pertemuan kita
Hanya ada mata yang saling berkaca
Hanya ada jiwa yang saling bercinta
Diriku bagaikan ruang tanpa benda
Dirimu bagaikan bunga yang tak pernah dipetik
Aku ingin kau tumbuh berbunga dalam ruang itu
Membuatnya terisi lalu menghiasnya
Agar kita berdua tidak saling hampa.
Tertambat
Menghitung hari ke selatan
Arah samudra di situ kapal berlayar
Lama terdampar roman perjuangan terkapar
Biru awan masih seimbang
Matahari tak begitu terlihat senang
Tengok mendung segera datang
Padahal hati masih bimbang
Selagi kusekat bunga-bungan di taman
Memandangnya bahkan tak segan
Inginku sandarkan jiwa yang sepuh
Agar hati tetap ditangguhkan
Mencintaimu saja melelahkan
Apalagi merindukanmu selamanya.
Shindu Malam Minggu
Lampu toko kelap-kelip
Riuh suara orang di pusat hiburan
Sembari menulis kisah malam
Penat ini kupajang pada dinding mata
Kata syahdu hanya sebagian penikmat
Sisanya banyak kepedihan
Banyak alur yang tak tertulis
Perlahan telaga mata itu penuh
Di balik senyum rembulan
Sayang mereka tak tahu
Apalagi menanyakan
Sementara ini
Di kota seribu taman
Kembang berdandan secantik mungkin
Menunggu idaman memetiknya
Merawatnya, menyanyikannya tiap malam
Rumput sedih bersua dengan ikhlas
Tak diharapkan
Tumbuh juga tak dikehendaki
Semakin malam
Semakin dalam
Hancur dimakan hampa
Perih ditimpa tapak.
Seremoni Pernikahan
Gandari
Saatnya kita saling menatap rupa
Di sini kakanda tidak menyeru sumpah jumawa
Di sini kakanda tidak menyeru janji sesumbar
Kakanda mengharap bahwa kelak kita berjuang
Oh, Gandari
Janji ini berdasar pada sanubari
Janji ini merupakan ritual peleburan hikmat
Pada air mata yang kita impikan dalam keharuan
Oh, Gandari
Ini bukan akhir dari perjuangan
Ini adalah gerbang menuju penghabisan darah
Penghabisan makna yang tidak pernah kita sadari
Oh, Gandari
Momen ini adalah upacara pemutusan angkara
yang dibenci oleh Sang Hyang Gusti Pangeran Jagad
Pensucian dosa-dosa yang menghantui kita selama ini
Oh, Gandari
Seribu halnya bahwa dharma bakti kekasih
Satu niat tak boleh kakanda ingkari
Penyerahan wujudmu pada yang maha suci
Aku terjemahkan dalam sajak-sajak penyejuk
Agar engkau tahu arti persatuan kita
Oh, Gandari
Amerta asmara kugenggam saat ini
Hingga kemudian megatruh tiba
Jasad tak mampu memisahkannya
Kita kekal dalam nirvana.
Rahasia Sunyi
Pujaan hati lekaslah sembuh
Dekaplah rindu hingga air mata mengering
Andai ungkapan tak sempat tersirat dalam tulisan
Semoga engkau pelan-pelan melukis kesetiaan
Dalam penantian yang menyebalkan.
Komentar