Tiga Puisi IDK Raka Kusuma
- By IDK Raka Kusuma
- 30 Oktober 2021
RUMAH DI BARAT CAKRAWALA
: Ketut Syahruwardi Abbas
walau berada di wilayah senja
rumah di barat cakrawala
memancarkan lembayung berkilau
sangat berkilau
bukan lembayung masa lampau
kembali setelah lama pergi
lembayung tak pernah lampau
dalam masa kini abadi
tidak pernah berganti
tak akan pernah berganti
tinggal di sana
kau tidak tinggal dalam masa lampau
tinggal di sana
kau tidak kekal menetap dalam masa lampau
walau berada di wilayah senja
rumah di barat cakrawala
menebarkan udara
membangkitkan sukacita
malam tak bisa menjangkau
bukankah tiap menjelang hari berakhir kau risau. malam-malammu di sini
bukankah malam-malam duka. sunyi
sangat sunyi?
tinggal di sana
tak lagi dengan tatapan duka
kau memandang bintang seraya
menyanyi durja
Karangasem Bali, 30 November 2021
LUKISAN MALAM PERTAMA
dengan tangan jiwa, Wayan Redika
lukislah di telaga taman Tirtagangga
lukisan malam pertama
pangeran dan putri raja
dalam kamar bercahaya
dinding penuh nukilan asmaradana
berhias gambar dua jiwa
menyatu dalam raga bercinta
ikan-ikan yang berenang
mintalah memberi warna
serupa warna benang
kain busana pengantin istana
ditenun oleh penenun jemarinya
melantunkan tembang memadu asmara
saat melukis, Wayan Redika
kenakan pakaian sutra dewangga
destar dipulas perada berkilauan
lama dalam lemari pusaka tersimpan
di bilik rumah bertiang delapan
leluhurmu menerima
usai menggambar di tembok puri
pengantin swarga loka
mengekalkan cinta di bumi
duduk di sampingmu aku menembang
setelah selesai Hyang
beri bingkai cahaya
menebar aroma cempaka
isi pahatan: berpelukan Ratih-Smara
di peraduan bertabur bintang kartika
Karangasem Bali, 2020
NYANYIAN BAGI ALEXA
kita, orang gila milenia
dirawat dokter dan perawat
tak terlihat
di sebuah rumah sakit bernama dunia
ketika terang
kita tercengang
ketika gelap
kita merasa diliputi udara pengap
obat berserakan di lantai
bukan karena abai
tiap kepada kita
diulurkan entah dari mana
kita terpana
sebab di genggaman terlihat
beberapa granat berkarat
meluapkan bau mesiu
dan suara menderu
sambil menjerit kita lemparkan
kita menutup telinga
merasa akan ada
ledakan luar biasa
kemudian tertawa
sebab tak terjadi apa-apa
kita orang gila milenia
tanpa sadar sesekali berkata
dalam diri ini
ada dokter dan perawat
jelas terlihat
merawat sambil menyanyi
Karangasem Bali, 2021
Komentar