Lima Puisi MH. Zulkarnain
- By MH Zulkarnain*
- 18 September 2021
Di Kota Khatulistiwa
Di kota khatulistiwa
Aku punya rumah selaras nirwana
Tempat singgah bagi puisi dan prosa kita
Di sanalah mereka memeluk hangat dinginnya mimpi
Juga mencuci seberkas obituari dengan segelas kopi
Walau terkadang, sunyi kerap kali menjadi rekan para diksi
Di kota khatulistiwa
Aku mendapatkan banyak bongkahan cerita dari seorang kawi muda
Tentang bunga yang dijual murah meriah seharga sampah
Dan terkadang melonjak sektika seharga nilai sumpah
Bahkan adapula cerita yang membuat aku terharu dan terhura-hura
Tentang seekor anjing yang dijinakkan oleh seekor anak kucing
Di kota khatulistiwa
Aku juga sempat melihat sekelompok burung gereja terbang
Dengan membawa serpihan kata dari setiap lembaran buku kita
Lalu mereka memberikannya pada Tuhan
Sebagai arsip hidup tentang kisah pisah
Antara puisi dan melodi asmaraloka hidup kita
Annuqayah Mata Pena, 2021
Aku, Kau dan Hujan Di Bulan Juni
:Sherly
Apa kabar Sher...
Tadi pagi aku dapat selembar risalah dari Tuhan
Setelah aku baca,
Ternyata aku, kau dan hujan adalah saudara
Kita sama-sama dilahirkan dari rahim bulan juni
Dibesarkan oleh ombak peradaban negeri
Merasakan nikmat Tuhan lewat senyum ibu sejak dini
Menyeruput pahit pekat hidup dari secangkir kopi
Pada rahim bulan juni ini
Mari kita berdo’a mengepalkan tangan kanan-kiri
Semoga hari demi hari bukan sekedar mimpi sunyi
Dan setidaknya,
Di hari esok kita bisa merealitakan mimpi kemarin hari
Bersama hujan di rahim bulan juni ini
Kau dan aku adalah puisi
Mengalir dari sawah ke sungai mencari jati diri
Dari muara ke palung samudra mencari titik tepi
Annuqayah Mata Pena, 2021
Keluarga Kecilku
Keluarga kecilku sering membungkus namanya
Lebih-lebih saat petang memeluk senja
Atau ketika malam mencibir purnama
Keluarga kecilku
Suka tertawa apabila ia menghampiriku dengan gundah
Keluargaku juga sering menangis apabila ia jarang aku tulis
Aku dan keluargaku selalu lancang mengecupnya
Ketika ia sedang berkencang denga keluarganya
Annuqayah Mata Pena, 2021
Di Bibirmu #1
:Neng
Di bibirmu
Aku tersimpu malu
Mengeram dalam ucapan
Mendekap dalam kenangan
Jika Tuhan mempertemukan
Adam dan Hawa di baitul rahman
Maka Tuhan pula mempertemukan
Kau dan aku di baitul kalam
Tempat puisi kita bersemayang
Di bibirmu
Para malaikat
Tertidur lelap
Seakan-akan dosa tak pernah kau dekap
Jika ashabul kafi dan anjing nya
Tiga ratus tahun tidur lama nya
Demi mengelabui mereka
Maka satu detik merupakan
Awal bagimu meracik kata yang sempat luka
Demi menyimpul kisah pisah kita
Annuqayah, 2020
Seorang Kekasih
Zikir-zikir tumpah
Di tubuh sajadah
Merayu Tuhan yang
Masih gundah dengan hambanya
Do’a-do’a merayap dari dinding ke jendela
Dari jendala ke plafon rumah
Dan di sanalah ia bertemu dan bertamu
Pada seorang kekasih yang sedang menyeduh rindu
Annuqayah Mata Pena, 2021
Komentar