Puisi-puisi Putri Sania
- By Putri Sania
- 13 Agustus 2021
Hening
Aku terduduk sepi di sudut kamar
Gelap tak bercahaya
Meringkuk mendekap lutut
Atma bergetar dengan hebatnya
Tidak ada yang berbeda
Masih sama seperti malam sebelumnya
Aku masih di tempat yang sama
Menangis dalam sepi
Gelap adalah temanku
Sunyi adalah ketenanganku
Aku kembali merindu
Merindu cinta yang telah patah
Lagi-lagi aku menangisi hal ini
Entah sampai kapan
Nabastala sudah semakin pekat
Tapi aku masih sendiri merenungi sang malam
Sepatah sapa memecah keheningan yang ada
Berharap hujan enggan tuk reda
Tanpa terasa detak dada berdecak tak semestinya
Menangisi cerita hidup yang penuh hitam
Lamongan, Agustus 2021
Seruput Fana
Terjebak dalam fana
Menafsirkan semua lara
Berhenti sejenak,
Dalam jeda
Secangkir kopi penuh akan filosofi
Seseruput fana tak kan ada rasa bahagia
Jika hanya,
Kau ratapi begitu saja
Lamongan, Agustus 2021
Kau
Desiran tirta di riak samudera
Anila berhembus tenang merebak jiwa
Asmamu indah nan istimewa
Kupatri di benak atma
Semoga kelak kau kan tahu
Betapa diri ini harapkan itu
Asmamu yang tercitra indah menyesak kalbu
Kapankah kita bersatu?
Tak ada yang tahu
Di sepertiga malam setia mengadu
Agar kelak kau yang kan jadi imamku
Lamongan, Agustus 2021
Kecewa
Acapkali tertangkap seutas angan
Asa yang menggebu merombak kenyataan
Angan yang tercipta hilang karna ambisi
Anila menerbangkan sangat jauh
Kecewa dalam diri sangat terpancar
Tangis dan keluhan saling gencar
Hebat diri menyombong semaunya
Tanpa menilik ada yang belum tertata
Ego tersambar begitu keras
Keringat mengucur deras
Namun apa daya ini tak selaras
Membuahkan asas tuk menebas
Lamongan, Agustus 2021
Sajak Sang Perindu
Apakah engkau tahu?
Duhai yang selalu kurindu
Lisan ini selalu membisu
Tak mampu berperang melawan gemuruh syahdu
Hati bergejolak meronta di diriku
Selalu bertanya,
Kapankah ini kan berlalu?
Riuh jalanan bersenandung
Menemani diri sepanjang jalan
Apakah engkau tahu?
Asa di kalbu ini sedang bergulat
Menunggu engkau yang tak kunjung terlihat
Lamongan, Agustus 2021
Entah
Anila berembus tenang menyapa diri
Bersama langit biru yang membingkai
Temani surya di selaksa diri
Entah mengapa seperti ini
Sepi nan sunyi telah silap
Kala engkau datang menderap
Aku gusar akan rasa yang terserap
Dan berharap tak akan terlelap
Hadir dengan rasa yang terseduh
Semoga kau tak hanya singgah
Semata hadir 'tuk berteduh
Lamongan, Agustus 2021
Komentar