Empat Soneta Ketut Sugiartha

  • By Ketut Sugiartha
  • 24 Mei 2020
PKYI

Soneta Cinta

tak kan kujaja jejak berduri musim yang rapuh
hanya supaya diri punya nilai tawar di matamu
aku tak sedang menjual dan kau tak sedang membeli
bukankah kumbang dan bunga tak mengenal transaksi

meski mencinta adalah sebentuk kepahlawanan
aku bukan laba-laba yang menjaringmu dengan jala
biarlah benang-benang asmara terenda apa adanya

kita saling merindu untuk bercakap
meramu hasrat dari jiwa ke jiwa
jajagi masa depan dengan impian berbunga

jika hari-harimu hampa tanpa kehadiranku
yakini semua akan penuh makna bila aku di sisimu
seperti taman yang gersang di musim kemarau
niscaya bersemi bila hujan datang mengguyur

11/5/20


Mencintai Soneta

aku tak ingat sejak kapan jatuh cinta pada soneta
bergelut dengan rangkaian kata empat belas larik
dimulai dengan kegugupan dan  tak percaya diri
laksana menabur benih asmara di awal masa remaja

tak peduli apa kata orang adalah penanda cinta
biarlah aku dicibir tak pandai meramu kata
karena aku tak berpretensi jadi penyajak

yang kucari sebatas rasa yang membebaskan
banjiri diri dengan kebahagiaan tak terbatas
penaka matahari bangkit dari peraduan
senantiasa tersenyum kepada semesta

semua dapat kusimak pada gemercik air sungai
pada denting genta pinandita di lembah sunyi
pada gerimis sore yang menirai langit berpelangi

12/05/20

 

Kiranya Benar Cinta

kiranya benar cinta
ibarat cuaca
bisa berubah
tak terduga

kiranya benar cinta
ibarat rama-rama
semakin dikejar
semakin jauh terbang

tapi bila kita tenang
dan sabar
ia akan datang
dan hinggap di pangkuan

kiranya benar cinta
ada karena cinta

23/05/20

 

Dalam Cahayamu

Dalam cahayamu kukebiri iri dengki
Dalam cahayamu kudedah dosa papa
Dalam cahayamu kubasuh nanah luka

Dalam cahayamu tiada tempat untuk keserakahan
Dalam cahayamu tiada tempat untuk kemarahan
Dalam cahayamu tiada tempat untuk kesombongan
Dalam cahayamu aku ibarat samudera tanpa ombak

Aku sembunyi dari kepalsuan dalam cahayamu
Aku menjauh dari kemunafikan dalam cahayamu
Aku menghindar dari kefanatikan dalam cahayamu
Aku terbebas dari segala yang buruk dalam cahayamu

Biarkan cahayamu berpendar semakin terang di hatiku
Biarkan aku menjadi alat di tanganmu
Biarkan aku membagi cahayamu ke segenap kalbu

21/12/2019

 

 


TAGS :

Ketut Sugiartha

Menulis esai, puisi, cerpen dan novel. Tulisan-tulisannya telah tersebar di berbagai media cetak dan daring. Telah menerbitkan sejumlah buku fiksi meliputi antologi puisi, kumpulan cerpen dan novel. Buku terbarunya: kumpulan cerpen Tentang Sepuluh Wanita, antologi puisi Mantra Sekuntum Mawar dan novel Wiku Dharma.

Komentar