Empat Puisi Ahmad Zaini
- By Ahmad Zaini
- 21 Januari 2020
Wajah dan Matamu
Wajahmu timbul tenggelam
Seperti buih ombak lautan
Binar sorot matamu remang-terang
Seperti mata lampu menyala bergantian
Di sebuah restauran
Kurindu wajahmu bercahaya di permukaan lautan
Biru membahana meski diterpa angin dan badai topan
Kurindu binar sorot matamu
Terang cemerlang meski lampu-lampu diskotik semakin meremang
Kuingin wajah dan matamu
Tetap bersinar meski gelombang
Laut bergoyang dalam kelam
Lamongan, 6 Desember 2019
Kisah Tak Sempurna
Belum sempurna kau berkisah
Tentang samudra
Masih ada riuh gelombang
Yang mestinya kau sampaikan
Aku menanti alir sungai
Ke muara lautan
Yang sempat tersumbat sampah dan bebatuan
Aku menanti di gundukan batu karang
Kisahmu yang sempat tertepis kicau
Camar dan debur ombak
Wajah bulan terluka
Oleh kilatan takdir jelang perpisahan
Tengadah pada-Mu
Lamongan, 9 Desember 2019
Takdir Akhir Tahun
Lentik jemari hujan
menggelitik jiwa
ada rasa takut
air mata mengalir
nyawa tak berharga
tercerabut siang tenggelam lumpur mendera lara
kaki tanganku terbelenggu
sisa hujan
kaku sebagai patung liberty
bertatap mata hampa
sempit gerak
memeluk sasar
hingga pecah tangis
di permukaan deras air takdir tahun ini
Lamongan, 31 Januari 2019
Nista
Dari segala arah
Tuhan mengawasi gerak dan getar rasa
Nista benar aku
Dalam sasar di belukar penuh siksa
Sesal aku Tuhan
Lamongan, 11 Desember 2019
Komentar