Puisi-puisi I Ketut Aryawan Kenceng
- By I Ketut Aryawan Kenceng
- 15 Januari 2020
Lagu Tubuh-tubuh Mungil
Dan dentum berkobaran
Saling silang tajam
Makin menjulang
Menyala-nyala
Merobek kelopak hamparan
Membakar langit peradaban
Membentangkan gelombang luka
Gigil sunyi tubuh-tubuh mungil
Di sudut-sudut onggokan arang
Menelan asin mataair airmata
Memperdengar lagu sembilu
Risau mahapisau
Sesak lumuran jelaga
Yang bergelantungan berwarsa-warsa
Udara begitu bertuba
Di bawah serbuk runtuhan
Sementara taring-taring seringai kawanan
Menancap pada tenggorokan ayah ibu
Mematahkan gendang telinga matahati
Menjungkalkan wajah matahari
Entah sampai kapan
Kelam diam bersemayam
Di tanah tua tanah cinta
Tanah Yaman
Tanah tempat rindu menyusu
Tanah yang direbut dekap kasihnya
Sebutir Mimpi Sudah Sirna
Sebutir mimpi sudah sirna
Pecah di tanah sengketa
Gema lapar dahaga
Membongkar cekung dada
Pekik yang tercekik
Igau yang dibekukan paksa
Menggapai-gapai
Tubuh yang pasi
Di negeri api
Yang diterlantarkan cinta
Yang dibusukkan angkara
Menyisakan lengking erangan
Serapah ceceran darah
Hari- hari beratap desingan
Berkabut kelam airmata
Di sini sebutir mimpi sudah sirna
Koyak moyak terburai
Beri Mereka Puisi
Beri mereka puisi
Senandung burung pagi
Bagi tubuh-tubuh yang masih ikhlas merimbun
Bagi mata-mata jernih yang masih embun
Beri mereka puisi
Dekap hangat mata matahari
Hamparan lembut beledu hijau
Bercengkerama dengan kupu-kupu
Beri mereka puisi
Denting cinta seribu pelangi
Di atas tanah moyangnya sendiri
Di telapak hari-hari yang tak melukai
Ejakulasi Puisi
Tubuhmu sarat menggoda
Mengutuk kepayangku
Bertahun-tahun menghunus pergumulan
Di ladang-ladang pertaruhan
Dengan ledakan-ledakan kecil
Cumbu paling syahdu
Kekasih paling setia
Menggumulimu
Keasyikan tersendiri
Ejakulasi berkali-kali
Melahirkan lengkung bianglala
Lentik helai-helai mawar
Di pekarangan belakang
Di persimpangan jalan suntukku
Menderu
Mengisi perjalanan pengapku
Upacara Purnama
Bulan bulat sungguh
Menggelar tubuh seluruh
Di pelataran berlumut teduh
Sesajen wangi terbungkus doa
Denting genta kekidung purba
Pemeluk teguh melangitkan debur cinta
Gemulai lentik rejang dewa
Persembahan embun ketulusan sukma
Berkilau-kilau ribuan cahaya
Senantiasa menabuhkan irama
Irama rindu berdepa-depa
Benderang di pohon jiwa
Komentar