Sejak Lama, Kumpulan 13 Naskah Fragmen Monolog

  • By Moch Satrio Welang
  • 05 November 2023
Pustaka Ekspresi

Menulis sebagai jalan sunyi dianggap mampu membawa kejernihan dalam menyimak peristiwa kehidupan dan menuangkannya melalui karya sastra. Sastra menjadi alat perekam peristiwa melalui kata. Salah satu bentuk karya sastra, selain prosa dan puisi, adalah drama. Drama menampilkan peristiwa kehidupan manusia di panggung. Dalam perkembangannya, Monolog lahir sebagai salah satu bentuk pertunjukan drama.

 Monolog, dengan menampilkan permainan tunggal menuntut kekuatan aktor dalam memerankan beragam kharakter, menyajikan beragam peristiwa dalam sebuah bentuk pementasan di panggung. Seni menulis naskah monolog, menjadi salah satu genre yang bagi sebagian kalangan dianggap sangat efisien dalam menajamkan pokok permasalahan yang ingin disungguhkan, yakni mengantarkan persoalan-persoalan manusia. Hingga pada sebuah tugas berat, yakni memanusiakan manusia.

Luh Arik Sariadi menyadari hal ini, dan mencoba beradaptasi dengan kemajuan zaman dan tuntutan kekinian. Ia menuliskan 7 naskah fragmen monolog, yang kerap dijadikan bahan ajar untuk murid-muridnya tampil, mengenal dunia seni peran. Ia seorang guru, dan untuk menjawab kebutuhan murid-muridnya, ia menyesuaikan diri, melebur, melahirkan karya yang ‘segelombang’ dengan dunia anak-anak zaman sekarang.


TAGS :

Moch Satrio Welang

Moch Satrio Welang adalah pelaku sastra dan seni, aktor teater, penulis yang lahir di Surabaya, 14 April 1982. Tahun 2008, meraih gelar Sarjana Sastranya di Fakultas Sastra Universitas Udayana. Mendirikan Sastra Welang Publisher yang berupaya menerbitkan karya-karya sastrawan Bali berupa puisi, cerpen, novel, dan biografi.

Komentar