Purwaka Weda Buddha

  • By I Made Sugianto
  • 16 Juli 2024
Pustaka Ekspresi

Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti mempersembahkan sebuah tulisan yang sangat luar biasa berjudul ‘Purwaka Weda Budha’, di mana beliau mencoba menuangkan pikiran cerdasnya dalam sebuah buku “ke-Budha-an” untuk para pembaca yang hendak menelusuri hakikat Siwabudha di Indonesia. Dalam Kakawin Sutasoma kemudian diadaptasi menjadi Kakawin Nilacandra Karya De-Gung, disebutkan hakikat Siwa-Budha adalah rwa sisihnya nanging tunggal dewanya (dua badannya, tetapi dewanya tunggal). Betapa generasi muda mulai kehilangan jejak dalam menemukan dan mempelajari konsepsi ke-budhaan dalam kontek Siwa-Budha dimaksud. Penemuan teks-teks ke-siwa-an (kasewan) lebih dominan mewarnai berbagai perpustakaan lontar di tanah air, khususnya di Bali. Tentu ini pertanda tidak baik, karena para sang kawi wiku (pujangga) kita di masa lalu telah menorehkan sebuah konsepsi dasar teologi yang sangat "moderat" terkait dengan dua entitas dengan satu realitas tertinggi (Siwa-Wairocana). Kehilangan jejak ajaran ke-Budha-an ini berimplikasi pada regenerasi para penerusnya yang haus akan kepastian ajaran budha itu sendiri.


TAGS :

I Made Sugianto

I Made Sugianto lahir di Banjar Lodalang, 19 April 1979 bertepatan Wraspati Wage Dungulan (Sugian Jawa). Kini istirahat sejenak dari pekerjaan sebagai wartawan NusaBali untuk mengbadi sebagai Kepala Desa di tanah kelahirannya, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan.

Komentar