Alih Kode dan Campur Kode dalam Series Drama Layangan Putus Karya Mommy ASF
- By Ni Luh Made Anitasari
- 08 Januari 2024
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimanakah alih kode dan campur kode dalam film Layangan Putus karya Mommy ASF. Pada artikel ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini merupakan film Layangan Putus dan data dalam penelitian ini adalah antar pemeran film Layangan Putus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa campur kode yang terdapat percakapan film Layangan Putus yaitu dalam bentuk kata dan frase. Sedangkan alih kode yang terdapat dalam percakapan film Layangan Putus adalah alih kode ke dalam alih kode keluar (ekstern). Adapun faktor-faktor penyebab campur kode adalah identifikasi peran, identifikasi ragam. Dan faktor-faktor penyebab alih kode di antaranya faktor penutur, mitra tutur, dan pembangkitan rasa humor.
Kata Kunci: alih kode, campur kode, film Layangan Putus.
ABSTRACT
This article aims to find out and describe how code-switching and code-mixing are in the film Layangan Putus by Mommy ASF. This article uses a qualitative descriptive research method. The data source in this research is the film Layangan Putus and the data in this research is between the actors in the film Kite Putus. The results of this research show that the code mixing contained in the conversation in the film Layangan Putus is in the form of words and phrases. Meanwhile, the code switching contained in the conversation in the film Layangan Putus is code switching into outgoing (external) code switching. The factors that cause code mixing are role identification and variety identification. And the factors that cause code switching include the speaker, interlocutor, and generating a sense of humor.
Keywords: Code Switching, Code Mixing, Film Layangan Putus.
1. PENDAHULUAN
Bahasa adalah salah satu alat untuk belajar dan berpikir, setiap kegiatan yang dilakukan manusia pada umumnya memerlukan bahasa dalam berlangsungnya proses kegiatan tersebut. Bahasa merupakan suatu hal yang tidak pernah lepas dari pengaruh masyarakat dari penuturnya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena bahasa, salah satu fenomena yang terjadi adalah kedwibahasaan. Kedwibahasaan atau bilingualisme adalah kemampuan berbicara dua bahasa dengan baik. Bilingualisme adalah tentang menggunakan dua bahasa, seperti bahasa daerah dan bahasa nasional, ketika berkomunikasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang informasi tertentu.
Dalam kajian Ilmu Sosiolinguistik yang merupakan ilmu yang menggabungkan antara sosiologi dan linguistik. Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang manusia di dalam masyarakat dan linguistik merupakan ilmu yang mengkaji tentang bahasa yang digunakan oleh manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahawa sosiolinguistik merupakan kajian yang mengaitkan struktur bahasa dan struktur manusia atau penggunaan bahasa di dalam masyarakat (Chaer dan Agustina, 2014:2). Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat agar dapat berkomunikasi dan berinteraksi di lingkungannya.
Campur kode adalah penggunaan suatu bahasa dari satu bahasa ke bahasa yang lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. Campur kode merupakan peristiwa bahasa yang terjadi karena penutur merupakan bilingual. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pencampuran bahasa. Campur kode merupakan proses terjadinya pemasukan unsur kode atau unsur bahasa ke dalam bahasa yang sering digunakan.
Di Indonesia banyak penutur yang menggunakan bahasa lebih dari satu bahasa, misalnya penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa atau bahasa daerah lainnya dalam suatu percakapan atau penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa asing dalam suatu percakapan. Variasi-variasi tersebut terjadi karena adanya kebutuhan penutur dalam berkomunikasi yang sesuai dengan situasi dalam konteks sosialnya. Campur kode tidak hanya terjadi dalam komunikasi sehari-hari di lingkungan masyarakat saja melainkan dalam sebuah karya film juga bisa terjadi, dialog yang diucapkan oleh para tokoh sering mengandung campur kode. Biasanya dalam dunia perfilman Indonesia bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia namun terkadang dalam sebuah film terdapat tokoh dari berbagai daerah. Sehingga ada kemungkinan penggunaan bahasa Indonesia dapat tercampur.
Film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual yang menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Film juga dianggap sebagai media komunikasi massa yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasaranya,karena sifatnya yang audio visual, film mampu bercerita banyak dalam yang singkat. Film dalam arti sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di TV. Film merupakan salah satu media massa yang berbentuk audio visual dan sifatnya kompleks.
Film Layangan Putus saat ini menjadi perbincangan bagi pecinta film tanah air. Mengisahkan hubungan rumah tangga Kinan dan Aris yang retak karena orang ketiga. Aris dikenal sebagai sosok suami dan ayah yang sangat baik bagi keluarga, sampai membuat Kinan hancur saat mengetahui adanya orang ketiga di rumah tangga mereka. Kinan yang saat ini sedang hamil besar tidak pernah berpikir bahwa rumah tangganya bisa hancur dengan mudah karena adanya Lydia.
2. Metode
Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dalam penelitian ini metode penelitian kualitatif dekriptif digunakan untuk mendekripsikan penggunaaan alih kode dan campur kode dalam film “Layangan Putus”. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif penggunaan alih kode dan campur kode dapat mendeskriptifkan dengan sistematis, akurat dan objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Teknik Menyimak yaitu suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, menangkap isi atau pesan yang telah di sampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Mencatat adalah praktik merekam informasi yang diambil dari sumber lain. Dengan mencatat, penulis merekam inti dari informasi.
3. Hasil dan Bahasan
Bentuk Campur Kode dalam film Layangan Putus karya Mommy ASF yang berhasil dikumpulkan dimana melibatkan pemakaian dua bahasa, yakni: bahasa Indonesia dan Inggris. Ada pun bahasa Indonesia lebih dominan karena berfungsi sebagai bahasa pengantar dalam komunikasi pada filim ini.
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat, frasa tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat, contoh: kambing hitam. Kalusa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat utuh minimal harus terdiri dari satu klausa. Namun dalam beberapa kasus yang lebih rumit, biasanya terdiri dari dua klausa atau lebih.
Film Layangan Putus adalah film Indonesia yang disutradarai oleh Benni Setiawan dan diangkat dari sebuah kisah viral yang bermula dari tulisan curhat di media sosial yang dilanjutkan penulisnya ke dalam novel berjudul Layangan Putus, ditulis oleh orang yang sama dengan nama pena Mommy ASF. Film ini dibintangi oleh Reza Rahardian, Putri Marino, dan Anya Geraldine. Film ini ditayangkan di WeTV pada 26 November 2021 dan juga ditayangkan di RCTI pada 9 Februari 2022. Data yang ada pada penelitian ini berupa campur kode dan alih kode dalam percakapan film Layangan Putus. Campur kode yang ada di dalam percakapan film Layangan Putus dapat dibedakan berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalamnya. Ada pun unsur-unsur yang terlibat di dalamnya adalah unsur yang berwujud kata dan unsur yang berwujud frasa, sedangkan jenis alih kode meliputi alih kode ekstern.
fFilm Layangan Putus seringkali menghadirkan penutur dan lawan tutur yang sama-sama mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga latar belakang sikap penutur termasuk dalam faktor penyebab terjadinya campur kode karena di dalam film Layangan Putus penutur dan lawan tutur sama-sama menguasai dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ditemukan pula bentuk alih kode keluar (ekstern), alih kode ekstern terjadi antara bahasa sendiri dengan bahasa asing. Dalam penelitian ini juga terdapat alih kode ekstern yang terjadi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ada pun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode ialah penutur dan lawan tutur. Penutur sering kali melakukan alih kode dengan keadaan sadar, seperti yang terjadi dalam penelitian ini penutur awalnya menggunakan bahasa Inggris lalu beralih ke bahasa Indonesia karena penutur sama-sama menguasai antara kedua bahasa tersebut yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tersebut. Lawan bicara atau lawan tutur dapat menyebabkan alih kode, seperti yang terdapat dalam penelitian ini, penutur ingin mengimbangi kemampuan lawan tutur.
Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Film Layangan Putus
Data Alih Kode |
Data Campur Kode |
(Episode 1&2) Peralihan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia |
Bentuk kata campur kode dalam episode ini terdapat 4 kata yaitu: Suprice, really, come on dan no |
(Episode 3) Dalam Episode 3 tidak terdapat peralihan Bahasa
|
Bentuk kata campur kode dalam episode ini ada 2 kata yaitu: talk dan sorry |
(Episode 4) Dalam Episode 4 tidak terdapat peralihan Bahasa
|
Bentuk kata campur kode dalam episode ini ada 1 yaitu kata maybe
|
(Episode 5-15) Dalam Episode ini tidak terdapat peralihan Bahasa
|
Pada Episode 5-15 semua tokoh menggunakan Bahasa Indonesia |
(Episode 16) Peralihan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia |
Bentuk kata campur kode dalam episode ini ada 1 yaitu kata why, sedangkan bentuk frasa ada 2 yaitu How are you dan iam good
|
(Episode 17-20) Dalam Episode ini tidak terdapat peralihan Bahasa
|
Dalam Episode 17-20 semua tokoh menggunakan Bahasa Indonesia. |
Berdasarkan data yang telah diuraikan di atas, pada percakapan film Layangan Putus ditemukan wujud-wujud alih kode dan campur kode dalam sebuah percakapan-percakapan pada film tersebut. Selain itu ditemukan beberapa campur kode dalam bentuk kata dan frasa, serta alih kode yang berbentuk alih kode keluar (ekstern). Ada pun faktor-faktor penyebab campur kode adalah latar belakang sikap penutur dan kebahasaan. Dan faktor-faktor penyebab alih kode di antaranya penutur dan lawan tutur. penutur menyisipkan kata dan frasa di setiap percakapan yang dituturkan dalam film Layangan Putus karena penutur dalam film tersebut sering kali mencampur kata dan frasa dalam bahasa Inggris. Ada pun faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode yaitu latar belakang sikap penutur dan kebahasaan, di dalam setiap episode film Layangan Putus seringkali menghadirkan penutur dan lawan tutur yang sama-sama mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga latar belakang sikap penutur termasuk dalam faktor penyebab terjadinya campur kode karena di dalam film Layangan Putus penutur dan lawan tutur sama-sama menguasai dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
4.Penutup
Simpulan
Film Layangan Putus karya Mommy AF terjadi alih kode dan campur kode. Alih kode berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat empat bentuk alih kode keluar (ekstern). Yaitu beralihnya bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan beralihnya bahasa Indonesia ke bahasa Ingris. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode di antaranya penutur dan lawan tutur. Campur kode tersebut terdiri atas beberapa campur kode dalam bentuk kata dan frasa. Berdasarkan bentuk campur kode, yang paling dominan terjadi adalah campur kode dalam bentuk kata. Sedangkan bentuk campur kode yang sedikit adalah campur kode dalam bentuk frasa. Faktor-faktor yang menyebabkan campur kode di antaranya latar belakang sikap penutur dan sikap lawan tutur terhadap kebahasaan.
5. Daftar Pustaka
Handayani, M. A. (2006). Studi Peran Film Dalam Dunia Pendidikan. Pemikiran Alternatif
Kependidikan,
Kalangit, R. F. (2016). Alih kode dalam istagram. Jurnal skripsi, 3.
Khoirurrohman, T., & Anjany, A. (2020). Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Proses Pemblajaran Di Sd Negeri Ketug. Jurnal Peradaban, 363.
Mokodompit, S. (2013). Alih kode dalam twiter. Jurnal elektronik
Mustikawati, D. A. (2015). Alih Kode dan Campur kode antara penjual dan pembeli (Analisis
pembelajaran berbahasa melalui studi sosiolinguistik). Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran
Komentar