Buku ini memuat 58 puisi. Sebanyak 15 puisi memuat beberapa catatan penting tentang 15 desa di Kecamatan Sukasada. Desa-desa itu meliputi Sukasada, Silangjana, Padang Bulia, Pancasari, Gitgit, Pegayaman, Sambangan, Panji Anom, Tegal Linggah, Kayu Putih, Pegadungan, Panji, Selat, Wanagiri, dan Ambengan. Catatan-catatan peristiwa sosial, sejarah, budaya, tradisi, dan kekhasan masing-masing desa ditulis dengan bahasa yang sederhana, pembaca bisa memahami dan mendapatkan sesuatu dalam proses pembacaannya.

Sebanyak 15 puisi ini memiliki misi mendekatkan catatan suatu peristiwa sosial, sejarah, budaya, tradisi, dan kekhasan yang dimiliki masing-masing desa di Kecamatan Sukasada kepada pembaca yang ingin lebih mamahami situasi dan kondisi desanya dalam bentuk teks lain, teks sastra, khususnya puisi. Ini akan memberi pilihan kepada pembaca yang tidak menyukai teks non-fiksi (babad atau lontar, makalah, esai, dan sejenisnya) untuk menyelami sesuatu yang ada dalam lingkungannya dalam bentuk fiksi.

Sementara 43 puisi tambahan ditulis berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi penulis. Ada tentang spiritual, fenomena, dan kritik sosial. Seperti puisi berjudul “Rustian,” Made Edy Arudi mengisahkan tentang kasus aborsi yang sedang marak terjadi dan puisi berjudul “Modar… Modar…,” mengisahkan petani tradisional yang tak pernah beranjak dari garis kemiskinan.