Peranan Guru dalam Perkembangan Bahasa Indonesia di Media Massa

  • By Ni Komang Sabina Sanji Putri
  • 08 Januari 2024
NusaBali.com

Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas bangsa memiliki peran yang krusial dalam menyatukan keragaman budaya di Indonesia. Di era media massa yang semakin berkembang, peran guru menjadi kunci dalam menjaga dan meningkatkan kualitas bahasa Indonesia yang digunakan. Menurut Denis McQuail (2005) media massa merupakan sarana penyampaian informasi kepada khalayak yang bersifat terbuka dan luas. Media massa memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan bahasa, terutama dalam konteks globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan peranan guru dalam perkembangan bahasa Indonesia di media massa, dengan fokus pada pengajaran berkualitas, pembentukan kesadaran akan bahasa baku, mendorong kreativitas, menanamkan etika berbahasa, dan peningkatan literasi media. Dengan demikian, peran guru dalam perkembangan bahasa Indonesia di media massa sangat penting. Guru tidak hanya bertanggung jawab pada pendidikan bahasa Indonesia yang berkualitas tetapi juga membimbing siswa dalam memahami dan menggunakan bahasa Indonesia di era media massa. Mereka berperan dalam membentuk pemahaman, penghargaan, dan kemahiran bahasa siswa, sehingga siswa dapat aktif dan kritis dalam penggunaan bahasa Indonesia di berbagai platform media.

 

Kata Kunci: Peran Guru, Perkembangan Bahasa Indonesia, Media Massa

 

 

PENDAHULUAN

 

Di era digital ini, perkembangan bahasa dalam media massa cukup pesat sehingga memerlukan perhatian dari seluruh kalangan guna melestarikan dan tetap menggunakan bahasa yang tepat dalam berbahasa maupun memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam menyatukan masyarakat Indonesia tidak dapat dipandang remeh. Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai alat komunikasi sehari-hari, tetapi juga sebagai perekat identitas nasional dan keberagaman budaya. Bahasa Indonesia memiliki peran sebagai identitas nasional, alat Komunikasi Antar-Etnis dan Daerah, Media Massa dan Keterbacaan Informasi, Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, Memupuk Rasa Bangga dan Patriotisme, dan lain sebagainya. Tentunya bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan sesuai dengan zaman, salah satunya yakni perkembangan bahasa Indonesia pada media massa.

Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarluaskan informasi, opini, berita serta hiburan kepada masyarakat guna memberikan informasi yang akurat, sesuai data, riil dan dapat dipercaya. Dengan kemajuan teknologi yang kian meningkat, kemajuan media massa juga semakin meningkat dan digemari oleh seluruh kalangan masyarakat. Akan tetapi, tak jarang ada media massa yang tidak memberikan informasi maupun berita yang mumpuni dan akurat. Hal tersebut dimaksudkan agar bisa eksis atau viral dan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat sehingga dibuat seakan konvensional. Hal tersebut mengakibatkan adanya pro dan kontra yang mampu memecah belah pihak lain serta adanya berita kebohongan (hoax) yang membuat masyarakat akan sulit untuk mempercayai media massa tersebut. Menurut Denis McQuail (2005) dalam bukunya yang berjudul Mcquail's Mass Communication Theory media massa merupakan sarana penyampaian informasi kepada khalayak yang bersifat terbuka dan luas. Melalui saluran-saluran seperti televisi, radio, dan surat kabar, media massa memainkan peran sentral dalam membentuk opini publik dan menyediakan wadah bagi ekspresi budaya. Selain itu, menurut Joseph Dominick (2018) dalam bukunya yang berjudul The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age, 13th Edition, mengemukakan bahwa media massa mencakup segala bentuk saluran komunikasi yang dapat mencapai khalayak massal. Dari media cetak hingga media elektronik, media massa memiliki peran krusial dalam menyampaikan informasi, hiburan, dan membentuk tatanan sosial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan sarana penyampaian informasi kepada khalayak yang bersifat terbuka dan luas  yang dapat mencapai khalayak massal.

Oleh karena peran guru dalam perkembangan bahasa Indonesia di media massa sangatlah signifikan. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk pemahaman siswa terhadap bahasa Indonesia, baik dalam konteks akademis maupun praktis seperti penggunaan bahasa dalam media massa. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suasana belajar mengajar yang menyenangkan aktif dan memungkinkan anak berprestasi secara maksimal. Guru dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kreativitas dalam penggunaan bahasa. Dalam konteks media massa, kreativitas bahasa diperlukan untuk menciptakan konten yang menarik dan relevan. Guru juga dapat menanamkan etika berbahasa kepada siswa, terutama dalam konteks media massa yang memiliki pengaruh besar. Siswa perlu memahami dampak dari kata-kata dan ungkapan yang mereka gunakan. Selain itu, Guru dapat mendorong partisipasi siswa dalam pengembangan media sekolah, seperti surat kabar atau siaran radio sekolah. Ini memberikan pengalaman praktis dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam konteks media.

 

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang diterapkan dalam studi ini adalah kajian pustaka, yang memungkinkan kami untuk mengeksplorasi literatur sebelumnya dan merangkum temuan-temuan relevan. Dalam metode penelitian ini, kami akan menjalankan pendekatan kajian pustaka untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang konteks dan perkembangan penelitian terkait. Metode kajian pustaka dipilih sebagai pendekatan penelitian untuk mengumpulkan dan mensintesis informasi terkini dari literatur yang relevan dengan ruang lingkup penelitian ini.Selain itu, dengan menerapkan metode kajian pustaka, penelitian ini akan mengevaluasi dan merangkum literatur yang ada untuk membentuk kerangka kerja penelitian yang lebih rinci.

 

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia

 

Sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia mencerminkan perjalanan panjang dan beragam, melibatkan pengaruh budaya, politik, dan sosial. Sebelum Indonesia merdeka, Bahasa Melayu menjadi bahasa yang umum digunakan di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa persatuan karena telah digunakan dalam perdagangan dan komunikasi antar suku bangsa. Bukti-bukti penggunaan bahasa Melayu Riau pada periode kerajaan Melayu dan Sriwijaya dapat ditemukan dalam berbagai prasasti, seperti Prasasti Kedukan Bukit. Prasasti tersebut, yang ditulis pada tahun 682 M dengan menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, memiliki dimensi 45 x 80 m, dan berisi proklamasi atau pemberitahuan tentang pembentukan Kedatuan Sriwijaya (Utami, 2017). Kemudian di era kemerdekaan, pemilihan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara tercermin dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia” yang menyatukan tekad para pemuda untuk memakai satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Kemudian pada 19 Maret tahun 1947 Setelah kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia membentuk Panitia Ejaan Republik Indonesia (PEPERI) untuk mengkonsolidasikan bahasa Indonesia, termasuk pembuatan pedoman ejaan yang baku. Kemudian tahun 1950 Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 80/1950 yang menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan menghapuskan penggunaan bahasa asing di media massa dan pemerintahan. Selanjutnya di tahun 1972 Pemerintah meluncurkan Ejaan yang Disempurnakan, yang bertujuan menyempurnakan sistem ejaan Bahasa Indonesia dan menyesuaikannya dengan perkembangan bahasa dan tata bahasa yang lebih tepat. Pada abad 21 Dengan masuknya era digital, bahasa Indonesia semakin terpengaruh oleh teknologi dan globalisasi. Media sosial, internet, dan pertukaran budaya melalui berbagai platform memperkaya kosakata dan mengubah dinamika penggunaan bahasa.Selain itu, di abad ke 21 Pendidikan bahasa Indonesia terus berkembang seiring dengan pengembangan kurikulum yang mengakomodasi kebutuhan zaman dan tuntutan global.

 

Media Massa

Pengertian Media Massa

Menurut Joseph Dominick dalam bukunya yang berjudul The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age, 13th Edition (2018) mengemukakan bahwa media massa mencakup segala bentuk saluran komunikasi yang dapat mencapai khalayak massal. Dari media cetak hingga media elektronik, media massa memiliki peran krusial dalam menyampaikan informasi, hiburan, dan membentuk tatanan sosial.

Kemudian menurut John Vivian dalam bukunya yang berjudul The Media of Mass Communication (2014) Media massa adalah sistem penyampai informasi yang memungkinkan pesan disebarkan ke audience yang luas dan beragam. Melalui penggunaan teknologi dan platform berbeda, media massa menjadi kekuatan penting dalam membentuk persepsi dan citra dunia.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan sistem penyampaian informasi yang mencakup segala bentuk saluran komunikasi yang dapat mencapai khalayak massal secara luas dan beragam melalui platform yang berbeda.

 

 

Peran Media Massa menurut Denis McQuail (2005) melibatkan sejumlah fungsi, seperti:

Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa, serta memberikan dukungan pada industri lain, khususnya dalam bidang periklanan dan promosi.

Sebagai sumber kekuatan dan alat kontrol, manajemen, serta inovasi dalam masyarakat.

Menjadi lokasi atau forum untuk menampilkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

Berfungsi sebagai wahana untuk mengembangkan kebudayaan, tatacara, mode, gaya hidup, dan norma-norma di masyarakat.

Sebagai sumber dominan dalam menciptakan citra individu, kelompok, dan masyarakat secara umum.

 

Fungsi Media Massa

Denis McQuail, dalam bukunya McQuail's Mass Communication Theory (2005), mengidentifikasi beberapa fungsi media massa. Berikut adalah ringkasan dari beberapa fungsi media massa menurut McQuail:

Infotainment dan Hiburan

Media massa menyediakan informasi dan hiburan bagi masyarakat. Ini termasuk penyampaian berita, cerita, dan hiburan dalam berbagai bentuk, mencakup program-program televisi, film, dan konten online.

Pendidikan dan Keterampilan

Media massa dapat menjadi sumber pendidikan yang signifikan. Program-program edukatif, dokumenter, dan program-program informasional membantu dalam penyampaian pengetahuan dan pembentukan keterampilan.

Pemersatu Sosial

Media massa memiliki peran dalam membentuk identitas sosial dan pemersatu masyarakat. Program-program yang menyoroti nilai-nilai bersama dan mempromosikan persatuan sosial dapat membentuk solidaritas dalam masyarakat.

Katalisator Perubahan Sosial

Media massa dapat menjadi agen perubahan sosial dengan menyuarakan isu-isu sosial dan politik, memunculkan perdebatan, dan membentuk opini publik yang dapat mendorong perubahan.

Fungsi Ekonomi

Sebagai industri, media massa menciptakan lapangan kerja, menyediakan produk dan layanan, serta memainkan peran penting dalam ekonomi sebagai penyedia iklan dan promosi.

Kontrol Sosial dan Politik

Media massa dapat menjadi alat kontrol dalam hal pemantauan kekuasaan politik dan ekonomi. Mereka memainkan peran dalam mengawasi dan memberikan informasi kepada masyarakat terkait keputusan dan tindakan pemerintah.

Hibridisasi dan Globalisasi

Dengan teknologi dan interkoneksi global, media massa berkontribusi pada hibridisasi budaya dan penyebaran informasi secara global. Mereka memfasilitasi interaksi dan pertukaran budaya antar berbagai komunitas.

 

Perkembangan Bahasa Indonesia di Media Massa

Perkembangan bahasa Indonesia di media massa telah mengalami beberapa perubahan seiring dengan perkembangan teknologi dan pergeseran preferensi pengguna. Media massa memiliki peran sebagai salah satu alat pembinaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar dengan efisien karena dianggap sebagai sarana yang paling mumpuni. Kemudahan akses masyarakat modern terhadap media massa, khususnya media sosial, memungkinkan interaksi yang melibatkan tingkat nasional dan internasional.

Penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dalam konteks media massa, termasuk media sosial, dapat membentuk pola pikir masyarakat terkait penggunaan bahasa yang baik dan benar. Lingkungan pendidikan turut memegang peran kunci dalam pembinaan penggunaan bahasa Indonesia. Diperlukan upaya untuk menanamkan pemahaman dan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia kepada pelajar dan mahasiswa. Kebijakan pemerintah untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan memiliki dampak besar dalam meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada masa sekarang dan yang akan datang. Pelajar dan mahasiswa perlu memulai menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang diatur. Dengan mematuhi aturan yang ada, penggunaan bahasa alay dan gaul dapat digantikan dengan bahasa Indonesia yang sesuai dan benar. Hal ini juga dapat mencegah agar mereka tidak dianggap ketinggalan zaman atau kurang terdidik.

Pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar juga terlihat dalam konteks profesional, di mana penggunaan bahasa sesuai dengan norma sangat dihargai. Harapannya, generasi muda yang memahami dan menghargai pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar akan menjadi penutur bahasa Indonesia yang baik dan benar di masa depan. Tingginya penggunaan bahasa alay dan gaul dapat memiliki dampak negatif, seperti kesulitan pemahaman dan kesalahpahaman dalam komunikasi.

Adapun beberapa aspek yang dapat dilihat dalam perkembangan bahasa Indonesia di media massa adalah sebagai berikut:

Penggunaan Bahasa Gaul: Media massa, terutama media sosial, telah mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia dengan munculnya istilah-istilah baru, singkatan, dan gaya penulisan yang lebih santai. Contohnya, penggunaan kata-kata seperti "asik", "kece", atau "jomblo" yang menjadi populer di kalangan remaja.

Penggunaan Bahasa Inggris: Pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi juga telah mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia di media massa. Terkadang, istilah atau frasa dalam bahasa Inggris digunakan dalam konteks bahasa Indonesia, seperti "selfie", "viral", atau "trending topic". Hal tersebut membuat bahasa asli Indonesia dari makna tersebut mulai hilang dan tergantikan oleh bahasa inggris. Contohnya saja kata “handphone” yang marak digunakan saat ini, dimana sebagian orang bahkan tidak tahu bahwa bahasa Indonesia dari handphone adalah gawai.

Penyingkatan Kata: Dalam media sosial, penggunaan karakter terbatas dalam pesan atau status sering kali mengakibatkan pemendekan kata atau penggunaan singkatan. Contohnya, "gmn" untuk "bagaimana", "lg" untuk "lagi", atau "bgt" untuk "banget".

Penggunaan Emoji dan Emoticon: Emoji dan emoticon juga telah menjadi bagian penting dalam komunikasi di media sosial. Mereka digunakan untuk mengekspresikan emosi atau menyampaikan pesan dengan cara yang lebih visual.

Penggunaan Singkatan dan Akronim: Media massa juga sering menggunakan singkatan dan akronim untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan efisien. Contohnya, "KPK" untuk "Komisi Pemberantasan Korupsi" atau "PNS" untuk "Pegawai Negeri Sipil".

 

Peranan Guru Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia di Media Massa

Peran guru dalam perkembangan bahasa Indonesia di media massa sangat penting dan mencakup beberapa aspek utama. Berikut adalah beberapa peranan guru dalam konteks ini:

Pendidikan Bahasa Indonesia yang Berkualitas

Guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan bahasa Indonesia yang berkualitas kepada para siswa. Ini mencakup pengajaran tata bahasa, ejaan, dan kosa kata yang baik dan benar.

Mendorong Kreativitas dan Ekspresi

Guru dapat membantu mengembangkan kreativitas dan ekspresi siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia. Mendorong siswa untuk menulis, berbicara, dan menyampaikan ide dengan bahasa yang baik dapat membentuk kemampuan komunikasi mereka.

Sosialisasi Norma Bahasa

Guru berperan dalam sosialisasi norma-norma bahasa Indonesia yang benar. Mereka dapat memberikan pemahaman tentang penggunaan yang tepat dalam situasi formal maupun informal.

Pembinaan Literasi Media

Guru dapat membantu siswa memahami literasi media, termasuk bagaimana menggunakan bahasa Indonesia dengan benar di era media massa. Ini mencakup kritisisme dalam membaca, menulis, dan mengonsumsi informasi media.

Memberikan Kesadaran Akan Kekuatan Bahasa

Guru dapat memberikan kesadaran kepada siswa tentang kekuatan bahasa dalam media massa. Mereka dapat membimbing siswa dalam mengenali dampak penggunaan bahasa di media terhadap opini publik dan perkembangan budaya.

Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis

Guru dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa terkait bahasa yang digunakan dalam media massa. Ini melibatkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menyaring informasi bahasa yang mereka temui.

Menanamkan Nilai Etika Berbahasa

Guru berperan dalam menanamkan nilai etika berbahasa kepada siswa. Ini termasuk pentingnya menghormati bahasa, menghindari stereotip, dan memahami dampak kata-kata dalam konteks sosial.

Menghadirkan Kondisi Belajar yang Mendukung:

Guru dapat menciptakan kondisi belajar yang mendukung pengembangan bahasa Indonesia di media massa. Ini termasuk penggunaan sumber daya media dalam pengajaran dan membimbing siswa dalam penggunaan bahasa dalam proyek-proyek media.

Peran guru tidak hanya terbatas pada kelas, tetapi juga membentuk dasar bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam penggunaan bahasa Indonesia di media massa. Dengan demikian, guru memiliki andil besar dalam membentuk pemahaman, penghargaan, dan kemahiran bahasa siswa di era media modern.

 

 

SIMPULAN

Berdasarkan pemaparan materi diatas maka dapat disimpulkan bahwa sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia mencerminkan perjalanan panjang yang melibatkan pengaruh budaya, politik, dan sosial. Perkembangan bahasa Indonesia di media massa tercermin dalam penggunaan bahasa gaul, bahasa Inggris, penyingkatan kata, penggunaan emoji, dan singkatan. Dalam konteks perkembangan media massa di Indonesia, terjadi transformasi signifikan seiring dengan globalisasi dan kemajuan teknologi. Media massa bukan hanya penyampai informasi tetapi juga agen perubahan sosial. Namun, tantangan seperti penyebaran informasi palsu dan minimnya literasi media menjadi fokus utama dalam menghadapi era informasi digital.

Dengan demikian, peran guru dalam perkembangan bahasa Indonesia di media massa sangat penting. Guru tidak hanya bertanggung jawab pada pendidikan bahasa Indonesia yang berkualitas tetapi juga membimbing siswa dalam memahami dan menggunakan bahasa Indonesia di era media massa. Mereka berperan dalam membentuk pemahaman, penghargaan, dan kemahiran bahasa siswa, sehingga siswa dapat aktif dan kritis dalam penggunaan bahasa Indonesia di berbagai platform media.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Dominick, Joseph R. (2005) Dynamics of Mass Communications; Media in The Digital Age. 8th Edition, New York: McGraw-Hill.

 

McQuail, D. (2005) McQuail’s Mass Communication Theory. 5th Edition, Sage Publications Ltd., London.

 

Utami, S. R. (2017). Pembelajaran Aspek Tata Bahasa dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia.

Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2). 189- 203. doi:

doi.org/10.21009/AKSIS.010203

 


TAGS :

Ni Komang Sabina Sanji Putri

Ni Komang Sabina Sanji Putri, kerap disapa Sabina adalah mahasiswi aktif semeseter tiga Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. Lahir di Kota Denpasar, 31 Oktober 2002. Merupakan Runner Up 1 Duta Genre Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dan Runner Up 2 Duta Genre Kota Denpasar.  Aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan. Turut aktif di beberapa organisasi di luar kampus. Salah satu penulis buku antologi ‘Romantika di Kampus Mahadewa’. Ig: @sabinaputri1031, email: [email protected]

Komentar