Representasi Pulau Dewata dalam Puisi Destinasi Karya I Nyoman Wirata

  • By Agung Surya Sayogha
  • 28 Desember 2022
internet

SECARA etimologi kata puisi berasal dari bahasa Yunani  poites, yang berarti membangun, pembentuk, pembuat. Puisi baru menyimpangi pengertian puisi menurut pandangan lama, puisi baru tidak terikat oleh bentuk-bentuk formal, korespondensi, dan periodisitas. Karena itu puisi baru disebut sebagai puisi bebas atau sajak bebas. Puisi dapat dikatakan sebagai karya sastra yang paling unik, karena tercipta dari kontemplasi terdalam penyairnya. Namun dalam memahami maknanya, para pembaca harus bisa mengaitkan puisi dengan riwayat pengarang serta kondisi yang menjadi konteks penciptaan karya.

I Nyoman Wirata memiliki talenta yang sama yaitu sebagai penyair dan pelukis. I Nyoman Wirata bukan pelukis yang sekadar hanya menulis puisi, atau penyair yang sesekali gemar menggambar. Perbendaharaan kata ataupun kosakata seakan-akan menyatu dalam dirinya. Ketika I Nyoman Wirata berjalan-jalan atau singgah di suatu tempat, maka dari pengalamannya akan dituangkan menjadi puisi, lukisan ataupun keduanya.

Puisi dapat dikatakan sebagai bentuk karya sastra yang dapat menyampaikan aspek-aspek kehidupan secara mendalam dan luas dengan kata-kata yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kata-kata yang digunakan dalam karya sastra yang lain. Menciptakan suatu kalimat yang singkat, padat makna tetapi dapat mengungkapkan pengalaman, perasaan, pikiran, keinginan yang hendak diekspresikan penyair. Karena itu diperlukan unsur-unsur dalam menciptakan puisi seperti diksi, pencitraan, irama, simile, metafora, simbol ataupun pengulangan.

Puisi secara semiotik merupakan struktur tanda-tanda yang bersistem dan bermakna ditentukan oleh konvensi, maka untuk menganalisis puisi adalah usaha menangkap makna puisi. Selain itu, pembaca harus mampu menguasai kode bahasa, kode sastra, maupun kode budaya yang khas. Memaknai puisi harus konvensi bahasa dan konvensi sastra serta merupakan tugas seorang pembaca puisi.

Dalam karya puisi I Nyoman Wirata terdapat keistimewaan dimana dalam sajak-sajaknya terdapat lukisan tentang suatu tempat, tentang perjalanan ke suatu tempat. Ini merupakan kelebihan dalam puisi-puisi I Nyoman Wirata, dimana para pembaca dibawa untuk membayangkan sebuah sketsa dan suasana. Atas karyanya I Nyoman Wirata meraih penghargaan Bali Jani pada tahun 2020.

Total 34 puisi yang dibuat oleh I Nyoman Wirata untuk buku Destinasi, sebanyak 21 puisi kecenderungan menceritakan atau mengilustrasikan objek wisata yang ada di Bali. Puisi-puisi tersebut antara lain: Sanur, Berkacamata Riben, Singa di Utara Pasar Denpasar, Singa Batu Abu-abu Batubulan, Reinkarnasiku di Museum Patung Pendet, Nyuh Kuning, Mencari Kayu Api di Ubud, Di Sebuah Penginapan di Desa Penestanan, Ritus Laut di Pesisir Lebih, Zo Seekor Singa Berwajah Santun, Kamasan Desa Pelukis Wayang, Wajah Sejarah di Pasar Klungkung, Desa Wisata Penglipuran, Kintamani, Di Karangbengang Karangasem, Perang Abadi di Pegringsingan, Pura Ulundanu Bedugul, Perayaan Warna di Studio Pelukis Boke di Tanah Lot, Ground Zero Legian Kuta, Hutan Pala Margasatwa Sangeh, Kuta, dan Pura Besakih.

Puisi-puisi Destinasi karya I Nyoman Wirata banyak memiliki arti yang menarik untuk dieksplorasi oleh pembaca. Karena itu menurut pendapat saya, metode semiotika cocok digunakan karena metode Semiotika diaplikasikan atau difungsikan untuk memahami makna tersirat dalam puisi agar nilai-nilai penyair atau pengarang kepada pembaca dapat tersampaikan dengan baik.

Dalam puisi-puisi Destinasi lebih dominan mengeksplorasi tentang objek wisata yang ada di Pulau Dewata. Hal ini karena Bali memiliki objek wisata yang menarik untuk dikunjungi, didukung dengan keindahan alam dan keunikan budaya yang khas. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Bali sangat kental dengan budaya Hindu, baik dalam kegiatan keagamaan, kemasyarakatan, adat istiadat, kesenian, dan kebudayaan.

Terdapat 4 puisi yang makna tersiratnya menarik untuk dieksplorasi yaitu Sanur, Berkacamata Riben, Singa di Utara Pasar Denpasar, Ground Zero Legian Kuta, dan Besakih.

Puisi berjudul ‘Sanur, Berkacamata Riben’ terdapat lirik lagu band Beatles yang dirilis pada tahun 1969. Lagu yang berjudul Here Come The Sun mengandung makna tentang kehidupan di masa lalu yang sulit dan suram, serta seolah-olah tidak ada harapan untuk kembali seperti dulu kala. Tapi kenyataannya seiring berjalannya waktu, keadaaan yang awalnya sulit perlahan semakin membaik dan semua keinginan serta harapan, pada akhirnya menjadi kenyataan. Keadaan ini menggambarkan tentang harapan serta keinginan yang akan datang dan bersinar seperti terbitnya matahari. Sunrise (matahari terbit) adalah momen memotivasi karena sinar matahari pagi membangkitkan semangat untuk menjalani rutinitas. Dengan terbitnya matahari memberikan sebuah inspirasi, motivasi, harapan dan juga pelajaran yang baik untuk kita selalu bangkit dan optimis pada kekuatan diri sendiri untuk memulai hari dengan penuh senyum dan semangat juang serta harapan untuk menggapai masa depan yang luar biasa. Tempat terbaik untuk melihat sunrise ada di Pantai Matahari Terbit yang berada di Sanur.

Puisi berjudul ‘Singa di Utara Pasar Denpasar memiliki makna tentang hewan singa yang melambangkan tentang berani, tangguh, fokus dengan tujuan, dan percaya diri. Hal ini semua merujuk pada Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali yang selalu tangguh dalam menghadapi permasalahan silih berganti, berani dalam melakukan perubahan-perubahan yang selalu menjunjung demokrasi, fokus dalam segala hal yang dikerjakan dengan tujuan membawa kemakmuran, serta percaya diri hal yang dikerjakan akan selalu berhasil. Filosofi kota dalam lumbung merepresentasikan tentang Kota Denpasar sebagai tempat lumbung yang akan selalu menyimpan persediaan dan menjadi berkat untuk semuanya.

Makna implisit yang terkandung dalam puisi berjudul Kuta yaitu tentang monumen untuk memperingati tragedi bom Bali. Tugu peringatan bom Bali dibangun untuk menghormati orang yang kehilangan nyawa dalam serangan teroris. Peristiwa ini merupakan tragedi yang memilukan untuk masyarakat Bali. Sejak peristiwa tersebut kondisi keamanan dalam negeri terganggu sehingga mengakibatkan tingkat pengamanan di tempat-tempat umum seperti di hotel, bandara, pelabuhan, pusat perbelanjaan, dan lainnya terus menerus diperketat untuk lebih efektif mencegah terjadinya kasus yang sama.

Makna tersirat dalam puisi berjudul Besakih yaitu Pura Besakih merupakan salah satu tempat beribadah masyarakat Hindu di Pulau Bali. Keunikan Pura Besakih terdapat pada keunikan bangunan di mana memiliki lebih dari satu pura. Hal ini membuat Pura Besakih sebagai pura besar di Indonesia. Serta sebagai salah satu objek wisata di Bali yang sangat ikonik.

Puisi Destinasi karya I Nyoman Wirata bukan hanya berisi jalan-jalan ke suatu tempat, tapi ada makna implisit yang ingin dieksplorasi seperti seni budaya tradisional, keindahan alam, kesenian, dan adat istiadat. Hal ini dapat terlihat dari puisi-puisi yang kecenderungan tentang objek wisata yang ada di Pulau Dewata, sepertiSanur, Berkacamata Riben, Singa di Utara Pasar Denpasar, Ground Zero Legian Kuta, dan Besakih.


TAGS :

Agung Surya Sayogha

Agung Surya Sayogha lahir di Denpasar, 13 November 2000 menempuh pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia.

Contac        : [email protected]

IG      : olass.11

Komentar