Lima Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

  • By Yanuar Abdillah Setiadi
  • 03 Juni 2022
PKYI

Cahaya Ilahi

Cahaya Ilahi dapat menerangi
segala yang raib dan segala yang masih gaib
Menerangi kebatilan yang terselubung
Menyinari kelaliman yang mengungkung
Memantulkan nur yang melibas segala jenis kezaliman
Menghangatkan dinginnya kesombongan
    
Cahaya Ilahi memancar bagai subuh hari
semburat menerangi hal-ihwal muskil yang masih tersembunyi. 

Purwokerto, Mei 2022

 

Plin-Plan

Engkau meminta kepada tuhan
keselamatan
Engkau biarkan dirimu masuk
ke dalam jurang pacaran
Akibatnya hatimu dedel-duel 
dalam kenistaan

Purwokerto, Mei 2022

 

Aku Ingin

Aku ingin memberimu segala yang aku punya
Meski tangan keriput tak sanggup memijat ragamu
yang goyah menjalani hidup hingga malam yang larut
Meski mata tak kuasa lagi membacakan dongeng
peranti tidur yang mengantarmu ke luasnya angkasa imaji 
Meski tangan tak mampu menuntunmu menyusuri
masa lalu untuk memunguti kenangan yang masih berserakan
Meski kaki lunglai tak kuat melangkah pergi
mengarungi tempat-tempat yang masih belum sempat disinggahi. 
Aku ingin memberimu segala yang aku punya
maukah kau menerima pemberianku yang ala kadarnya? 

Purwokerto, Mei 2022

 

Terperangkap

Ikan berenang di kepalaku
Sesekali ia minum di telaga mataku
Hatimu sedalam palung yang gelap
Burung-burung pun tak mau hinggap
Ikan pada telaga mataku ingin
berlabuh ke sukmamu. 
Melalui telaga mataku
Menuju dermaga matamu
Menuju muara sukmamu. Di sana 
Ikan-ikan akan menetaskan benih-benih cinta
Saat musim panen tiba, aku akan menjala
benih-benih cinta di palung sukmamu
dan kau akan terperangkap dalam jerat 
perangkap kisah cintaku. 

Purwokerto, Mei 2022

 

Telapak Tangan

Aku menggenggam telapak tanganku yang lapang 
ditumbuhi berbagai pepohonan yang rindang, 
kelopak bunga yang merekah dan pohon kelapa yang hendak berbuah. 
Aku sudah menceritakan begitu adanya
Namun kau tetap acuh tak percaya
Kau nekat membuka telapak tanganku
Seketika para lebah-lebah beterbangan 
Kau bingung tak karuan
Mereka mencari habitat baru
Lantas hinggap di hatimu
putik-putik cinta di hatimu dicumbu para lebah
karena mereka menganggap hatimu sebagai rumah
Dan kau puan, terdiam pasrah. 

Purwokerto, Mei 2022
 


TAGS :

Yanuar Abdillah Setiadi

Lahir di Purbalingga, 01 Januari 2001. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto. Santri Pondok  Pesantren Modern El-Furqon Purwokerto. Karyanya telah tertulis di berbagai media diantaranya; Majalah An-Nuqtoh, barisan.co, litera.co, tajdid.id, sumenepnews.com, mbludus.com, ruangjaga.com, sukusastra.com, gokenje.id, geger.id, metafor.id, lamanriau.com, lenggokmedia.com, morfobiru.com, labrak.co, maca.web.id, literasikalbar.com, negerikertas.com, secukupnya.com dan nalarpolitik.com. Juara 3 LCQN Pena Artas, Juara 3 LCPN Komunitas Tanjungisme, Juara 2 LCPTN Mannera. Wa: 085865771853, Facebook: Yanuar Abdillah Setiadi, Instagram: @yanuarabdillahsetiadi

Komentar